ads sejarah1

blog

Jumat, 30 Juli 2010

Kerajaan Daha

Negara Daha

Berdiri 1478-1526
Didahului oleh Kerajaan Kuripan
Digantikan oleh Kesultanan Banjar
Ibu kota dan Bandar Perdagangan
Nagara, Hulu Sungai Selatan
Bandar Muara Bahan, Barito Kuala (Bandar Perdagangan)

Bahasa
Banjar Klasik

Agama
Syiwa-Buddha
Kaharingan
Islam (minoritas)

Pemerintahan
-Raja pertama
-Raja terakhir
Monarki
Maharaja Sari Kaburangan sejak ±1478
Maharaja Tumenggung sampai tahun 1526.
Sejarah
-Didirikan
-Zaman kejayaan
-Krisis suksesi

1478
1478-1526
1526

Kerajaan Negara Daha adalah sebuah kerajaan Hindu (Syiwa-Buddha)yang pernah berdiri di Kalimantan Selatan kira-kira sejaman dengan kerajaan Islam Giri Kedaton. Pusat pemerintahan/ibukota kerajaan ini berada di Muhara Hulak/kota Negara (kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan), sedangkan bandar perdagangan dipindahkan dari pelabuhan lama Muhara Rampiau (sekarang Marampiau) ke pelabuhan baru pada Bandar Muara Bahan (sekarang kota Marabahan, Barito Kuala).

Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa yang saat itu berkedudukan di Kuripan/Candi Agung, (sekarang kota Amuntai, Hulu Sungai Utara). Pemindahan ibukota dari Kuripan adalah untuk menghindari bala bencana karena dianggap sudah kehilangan tuahnya. Pusat pemerintahan dipindah ke arah hilir sungai Negara (sungai Bahan) menyebabkan nama kerajaan juga berubah sehingga disebut dengan nama yang baru sesuai letak ibukotanya yang ketiga ketika dipindahkan yaitu Kerajaan Negara Daha.

Raja Negara Daha
Maharaja Sari Kaburangan/Raden Sakar Sungsang/Panji Agung Rama Nata/Ki Mas Lalana putera Putri Kalungsu, ratu terakhir Negara Dipa

Maharaja Sukarama/Raden Paksa, kakek dari Sultan Suriansyah (Sultan Banjar I)

Maharaja Pangeran Mangkubumi

Maharaja Pangeran Tumenggung/Raden Panjang

Wilayah pengaruh kerajaan ini meliputi propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.

Islam datang ke daerah ini dari Giri diperkirakan di masa Maharaja Sari Kaburangan (Raden Sekar Sungsang) yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari Sunan Giri kemudian bergelar Sunan Serabut. Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun 1526 di masa kekuasaan Pangeran Samudera (Sultan Suriansyah). Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.

Karena kemelut di Kuripan/Negara Dipa, beberapa tumenggung melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan Sadurangas di daerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar